时间:2025-06-04 14:49:18 来源:网络整理 编辑:综合
Warta Ekonomi, Jakarta - Polusi dari pembakaran batubara kini menjadi sorotan serius Kementerian Lin quickq安装包苹果版下载
Polusi dari pembakaran batubara kini menjadi sorotan serius Kementerian Lingkungan Hidup. Dalam momentum Hari Kehati dan Hari Lingkungan Hidup 2025, Menteri Hanif Faisol Nurofiq mengungkap data mengejutkan: ada lebih dari 1.000 tungku bakar industri yang tersebar di sekitar 57 titik kawasan industri di wilayah Jakarta.
"Paling tidak menurunkan dulu intensitas kegiatan pembakaran bahan bakar, batu bara terutama, yang disinyalir menjadi penyebab utama mutu kualitas udara turun drastis,” ujar Hanif dalam konferensi pers di TMII, Jakarta (22/5/2025).
Dampak dari emisi batubara ini bukan main-main. Tak hanya sekadar membuat napas terasa sesak, zat-zat beracun dari pembakaran batubara bisa memicu hujan asam, memperparah asma, bahkan mengancam sistem saraf manusia. Berikut fakta tentang emisi batubara.
1. Emisi Batubara Dua Kali Lebih Mematikan dari PM2.5
Selain partikel halus, batubara melepaskan senyawa beracun seperti arsenik, timbal, merkuri, formaldehida, dan benzo[a]pyrene. Zat-zat ini bisa merusak sistem saraf, hati, dan menyebabkan mutasi genetik. Merkuri bahkan bisa masuk ke rantai makanan lewat ikan dan meracuni otak anak-anak. Polusi ini diam-diam mematikan.
2. SO₂ dan NOx Bisa Sebabkan Hujan Asam
SO₂ (Sulfur Dioksida) adalah gas hasil pembakaran batubara yang bisa memicu hujan asam dan merusak tanaman serta bangunan. NOx (Nitrogen Oksida) berperan dalam pembentukan ozon troposferik dan asap kabut (smog). Kedua zat ini memperparah asma, bronkitis, dan bisa memicu penyakit paru-paru kronis.
Anak-anak dan lansia jadi kelompok paling rentan terkena dampaknya.
3. Ancaman Merkuri
Banyak yang belum tahu bahwa batubara juga mengandung merkuri, arsenik, dan timbal. Logam berat ini ikut terlepas ke atmosfer saat batubara dibakar. Merkuri, khususnya, sangatberbahaya karena bisa masuk ke dalam rantai makanan—mengendap di ikan, lalu ke piring makan kita.
Dampaknya bukan main-main. Paparan merkuri jangka panjang dapat mengganggu sistem saraf, khususnya pada anak-anak dan janin. Efeknya bisa permanen, dari gangguan perkembangan hingga kecacatan.
4. Tungku Bakar Batubara Tersebar di Sekitar 57 Titik Kawasan Industri
Lebih dari 1.000 tungku industri tersebar di 57 titik kawasan sekitar Jabodetabek, seperti Marunda, Cakung, dan Bekasi. Polutan dari tungku ini tak hanya terhirup pekerja, tapi terbawa angin ke permukiman warga. Anak-anak dan lansia paling terdampak karena sistem
pernapasannya lebih rentan. Hanif menyebut, "Setidaknya kurangi dulu intensitas pembakaran bahan bakar, terutama batubara, karena ini penyebab utama turunnya mutu udara."
5. Potensi Penurunan Polusi 15% Jika Batubara Diganti Energi Terbarukan
Ini mungkin jadi secercah harapan di tengah kabut. KLH memperkirakan bahwa jika seluruh boiler industri di Jabodetabek beralih dari batubara ke energi terbarukan, polusi udara bisa turun hingga 15%. Angka ini cukup signifikan, terutama bagi warga yang setiap hari harus
berhadapan dengan kualitas udara buruk. Perubahan besar untuk mengatasi polusi udara memang bukan hal yang mudah serta dukungan dari banyak pihak.
Sambil menunggu langkah besar dari pemerintah dan industri, kita bisa mulai melindungi keluarga dengan cara praktis di rumah, yakni dengan penggunaan pembersih udara — seperti Levoit Everest Air.
Air purifier modern ini dilengkapi filter HEPA 13 canggih, ia mampu menangkap hampir semua partikel kecil yang tak terlihat—debu, alergen, dan polutan berbahaya—sehingga udara yang dihirup keluarga terasa lebih murni dan segar.
Luas cakupan hingga 130 m2 membuatnya cocok untuk ruang keluarga atau kamar tidur, sementara performanya yang kuat dengan CADR 612 m³ per jam memastikan sirkulasi udara selalu bersih tanpa henti. Yang tak kalah penting, konsumsi energi yang rendah—hanya 70 watt—membuat alat ini tetap ramah di kantong.
Turis Irlandia Jatuh ke Lereng Gunung Rinjani Ditemukan sedang Merokok2025-06-04 14:33
Panduan Pelaksanaan Waisak dan Pelepasan 2.569 Lampion di Borobudur2025-06-04 14:20
Prabowo Yakin Masa Depan Indonesia Gemilang: Banyak Kekuatan Ingin Indonesia Terpecah Belah2025-06-04 14:18
Blok Migas Terlantar di Natuna Bisa Hasilkan 7.000 Barel per Hari2025-06-04 14:04
Khusus Buat Guru Non2025-06-04 13:16
Kemnaker Tegaskan Pekerjaan Layak adalah Hak Asasi Manusia2025-06-04 13:15
NYALANG: Sore Temaram di Ufuk Harapan2025-06-04 12:32
Sitaan Baru Kasus Suap Vonis Lepas CPO, Kejagung Temukan Mobil Mewah dan Sepeda Brompton2025-06-04 12:23
PIS Paparkan Peta Jalan Nol Emisi 2050 untuk Dekarbonisasi Industri Maritim2025-06-04 12:13
Anggi Arando Siregar: Penghapusan Utang Nelayan dan Petani Adalah Napas Baru dari Presiden Prabowo2025-06-04 12:03
Japto Klaim Sudah Berikan Semua Keterangan ke KPK, Termasuk Uang dan 11 Mobil yang Disita2025-06-04 14:48
Kilang Pertamina Pastikan Produksi Avtur untuk Musim Haji Aman2025-06-04 14:40
Dorong Pemulihan Ekonomi, Kemenperin Dukung Penerapan Ekosistem Industri Berkelanjutan2025-06-04 14:34
Berantas Percaloan Perekrutan Tenaga Kerja, Kemnaker Lakukan Hal Ini2025-06-04 14:12
5 Negara Ini Punya Paspor Terlemah di Dunia, Semuanya dari Asia2025-06-04 14:11
5 Minuman Pembersih Ginjal, Ampuh Buang Racun yang Mengendap2025-06-04 13:43
Rombongan Turis India Tak Bisa Pulang dari Malaysia Gara2025-06-04 13:42
VIDEO: Gemerlap Dandyism ala Kulit Hitam dalam Met Gala 20252025-06-04 13:34
Mengintip Tradisi Perayaan Halloween di Berbagai Belahan Dunia2025-06-04 13:24
Membaca Langkah Politik Prabowo yang Undang PM Australia Berkuda di Padepokan Hambalang2025-06-04 12:57